DROPDOWN MENU

Gadget Text

MAAF, TOKO TUTUP !!!

TERTARIK? SILAHKAN KLIK LINK 1 (STIKER TIMBUL), LINK 2 (PRINT DI VINYL/MIKA) DAN LINK 3 (CETAK KAOS DIGITAL)
INFO DAN KONSULTASI HUBUNGI 082139434212

SELAYANG PANDANG CETAK KAOS BERGAMBAR







Ada banyak cara mempaste atau menempelkan image ke kaos untuk memproduksi kaos bergambar, mulai dari cara yang paling jadul dengan membuat stencil (kertas yang ditoreh dengan pisau cutter lalu cat diaplikasikan dengan spon, kain majun atau kuas lewat lubang kertas hasil torehan tersebut), sampai dengan era sekarang yang ditandai dengan pemanfaatan secara masif mesin-mesin berbasiskan komputer dan digital printer. Sebagian pelaku pasar mungkin setuju dengan saya, era modern tersebut mencapai kejayaannya dengan ditemukannya mesin printer modifikasi yang dikenal secara luas dengan DTG, Direct To Garment (Langsung Ke Kain). Dengan printer DTG ini kita bisa langsung mencetak ke permukaan kaos, tanpa lewat media lain terlebih dahulu, seperti kertas transfer atau bahan printable polyflex (polyflex yang bisa dicetak). DTG adalah mesin printer yang sudah dimodifikasi, umumnya berasal dari printer bermerk Epson, karena printer inilah satu-satunya yang sistem print headnya compatible dengan beragam jenis tinta, mulai jenis tinta dye, tinta pigment standar sekelas durabrite untuk cetak photo yang tahan air dan tahan cuaca, tinta pigment dengan tambahan zat additif sublim (tinta sublim) yang tintanya bisa berpindah ke kaos melalui pemanasan, tinta pigment dengan tambahan zat additif cepat kering (tinta art-paper) yang bisa digunakan untuk media art paper yang biasanya digunakan untuk cetak offset yang permukaannya halus dan licin, dan terbaru adalah tinta pigment dengan zat additif polymer (tinta DTG) yang bisa menempel dengan baik di atas permukaan kaos.
Printer DTG dianggap penemuan yang paling innovatif, karena dengan printer inilah produsen kaos bisa memiliki mesin berharga murah, di bawah Rp 20 juta bahkan jika membuat sendiri harga bisa di kisaran separuhnya. Printer ini bisa digunakan untuk memproduksi beragam desain kaos secara cepat, tanpa minimal order, so bisa untuk melayani pesanan satuan; tidak perlu lagi bersusah payah seperti sablon manual yang harus menyiapkan klise, mengafdruk di atas permukaan kain screen dan berurusan dengan banyak tinta. Dengan tambahan tinta uniknya yang berwarna putih, maka mencetak kaos di atas kaos berwarna dasar gelap tidak lagi menjadi persoalan.  Dan untuk memanfaatkan tinta putih tersebut sudah tersedia perangkat lunak RIP yang bisa dipakai untuk mengakali printer. Oya tinta putih ini hanya bisa digunakan pada printer dengan minimal 6 kartrid, dimana kartrid untuk light cyan dan light magenta diisi dengan tinta putih. Mungkin sampai saaat tulisan ini dibuat, teknologi DTG adalah puncak pencapaian dari pemanfaatan mesin modifikasi yang ramah kantong, untuk memproduksi kaos bergambar dengan cara yang revolusioner dan inovatif. Tapi tentu saja kedepan penemuan mesin-mesin atau modifikasi mesin untuk memproduksi kaos bergambar dengan kualitas bagus dan inovatif masih akan terus terjadi. Belakangan sebagian produsen printer DTG memperluas pemakaiannya dan melabeli mesinnya dengan Flatbed Printer, sehingga tidak hanya untuk mencetak kaos saja, tapi bisa untuk mencetak keramik, topi, mug, piring, dll. Dalam tulisan ini jika saya menyebut printer DTG, maka printer flatbed masuk di dalamnya.
Tapi seperti pepatah bilang, the need is the mother of the invention and satisfaction is the mother of further invention; kebutuhan adalah induk dari penemuan dan kepuasan adalah induk dari penemuan lebih lanjut. Ketika hasil dari suatu produksi masih menyisakan celah kekecewaan, maka terbuka ruang untuk menemukan cara yang lebih baik untuk menciptakan sesuatu guna menyempurnakannya sampai mendapatkan kepuasan yang optimal. Dan ingat kepuasan itu bersifat subyektif, sehingga untuk memenuhi kepuasan kustomer segala cara harus ditempuh. Yah, jelas sekali DTG dengan segala keunggulannya masih dianggap kurang memuaskan bagi sebagian produsen kaos bergambar, dan karenanya sampai sekarang kaos yang dihasilkan dari cetak DTG masih sebatas dijumpai di tempat-tempat ekslusif seperti di distro dan konter-konter khusus di mall. Di Bali saja yang ditahbiskan sebagai pasar terbesar penjualan kaos bergambar di Indonesia, nyaris tidak kita jumpai kaos bergambar yang dicetak dengan teknik DTG. Benar sekali. Penulis yang sering berkunjung ke sana, terakhir Juli 2015,  dan sering melongok tempat penjualan dari dua produsen raksasa kaos bergambar di sana, yaitu Joger dan Krisna, keduanya hanya memproduksi kaos bergambar dengan teknik sablon manual saja dan celakanya kaos berkualitas paling tinggi yang saya jumpai disana, dicetak dengan tinta plastisol saja, itupun kebanyakan tinta blok dan jarang yang CS (colour separation). Sementara yang berharga murah, yang banyak dijual di pasar-pasar tradisional yang diburu pelancong untuk dibeli sebagai oleh-oleh, dicetak dengan pasta biasa yang murah meriah. Parah sekali, kedua produsen tersebut bermain aman, tidak ada niatan untuk mengedukasi pasar dengan menciptakan kaos bergambar dengan teknik terkini yang inovatif. Untuk soal kualitas, sepertinya kota Batu, tempat wisata paling ramai dan terkenal di Jawa Timur, layak diacungi jempol. Pasar-pasar wisatanya banyak menjual kaos bergambar dengan desain dan teknik paling inovatif. Bagi para pemburu dan produsen kaos unik dan inovatif ke sanalah Anda mesti mengupdate pengetahuan Anda. Untuk kota-kota lain di Indonesia yang juga banyak dibanjiri wisatawan, seperti Jogjakarta (yang katanya kota pelajar dan tempat berkumpulnya para pegiat seni) dan Bandung (yang katanya kota kreatif dan tempat lahirnya distro), kayaknya ke dua kota ini tidak peduli lagi dengan inovasi dan kualitas, dan menghamba pada selera pasar yang rendah. Di kedua kota ini, di seluruh penjuru bagiannya, banyak kita jumpai toko-toko dan juga pedagang asongan yang menjajakan kaos bergambar dengan kualitas rendah, dan rata-rata berharga di bawah Rp 20 ribuan. Hadeh murah bingitttss..... Bandingkan dengan di Joger dan Krisna di Bali yang produknya diproteksi dengan hanya dijual di tokonya sendiri, harga kaos paling murah Rp 40 ribu. Hoiii, mana bisa bicara kualitas kalau harganya cuma segitu.  Yah...gitu deh.... Mekanisme pasar retail dengan harga grosiran untuk menghasilkan kaos oleh-oleh yang murah meriah telah menjajah pekerja seni kaos bergambar di ke dua kota tersebut. Sebagai acuan tempat kulakan kaos murah meriah di Surabaya, terutama di Pasar Kapasan dan juga sebagian lagi di PGS, dua pasar yang merupakan sentra penjualan kaos bergambar yang banyak dikulak oleh para pedagang terutama dari kota-kota lain di Jawa Timur dan Indonesia Timur, modal kaos polos dengan kualitas low saja jika beli banyak jatuhnya antara Rp 8 ribu – Rp 15 ribu, bayar tukang sablon dengar-dengar cuma sekitaran Rp 200 – Rp 500 per potong, keuntungan si Bos sekitar Rp 1.000 – Rp 2.000, sisa keuntungannya dibagi ke pengepul (toko) dan penjual akhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda. Jangan lupa berkomentar ya......